Pages

Kamis, 17 September 2015

Shingeki no Kyojin Live Action: Is It a Flop?



Pertama-tama, aku bukan anime expert dan mungkin pemirsa SnK LA (live-action) adalah penggemar serial animenya. Aku ngikuti manga dan animenya, plus suka banget sama ceritanya. Tapi ga detail-detail banget mengamati segala macam tetek-bengek serial ini (dan anime lain hehe). so, may  I consider my self as casual fan of anime? LOL

Kedua, sebenernya pas teaser lalu trailler-nya keluar, aku udah antasipasi untuk menetralkan diri. Meski sekedar penggemar kasual, SnK itu memorable banget buatku jadi kalo masang ekspektasi terlalu tinggi aku masih takut kecewa. Maka aku menanamkan sugesti dalam diriku untuk memaklumi setiap penyesuaian-penyesuaian yang mungkin dimunculkan dalam pengalihwahanaan ini. Jadinya aku berhasil kalem saat fans ngamuk-ngamuk  gegara Levi dan Erwin resmi ga akan muncul di versi live action.  

yap, aku pikir aku udah cukup netral, dan berhasil membuang jauh-jauh harapan live action ini akan nge-hits dan punya energi visual selevel Avatar (che, itu film budgetnya gila-gilaan). Dan yah, pas nonton aku cukup puas dengan visual yang diberikan mengingat anggaran untuk film ini ga sebesar film produksi Hollywood. Seberapa uang seberapa barang kan?
Tapi nyatanya hanya sampai situ saja kemampuanku move on dari animanga SnK. Karena begitu menyimak keseluruhan film ini pertahananku jebol juga.

Awalnya aku masih bisa tahan karena aku udah beranggapan: bisa jadi film ini ber-setting alterate reality. Teori ini aku rumuskan karena ada beberapa penyesuaian yang tergolong besar-besaran.  Berikut beberapa list perubahan yang kelihatan banget di depan mata;

  1.  Secara umum SnK live action part 1 ini mengambil bagian prolog versi ori, tetapi ada perubahan fundamental yang dilakukan. Eren tidak mendapati ibunya dimakan titan. Bagiku adegan ini krusial, sebab bagian ini menjadi alasan kuat kenapa Eren benci titan. Sebagai ganti, di versi live action Eren terpisah dari Mikasa saat para titan menyerbu pemukiman manusia, dan sepenangkapanku hal ini menjadi pengalaman traumatis yang melatarbelakangi kebencian Eren pada titan.
  2.           Jika di versi ori kita disuguhi setting yang menampilkan masa dimana sistem transportasi masih mengandalkan teknologi tradisional macam kuda dan gerobak, di versi live actionnya kita disuguhi teknologi transportasi yang lebih mutakhir, yakni kendaraan yang telah disupport mesin.
  3.           aroma romance versi live action ini sangat terasa dan berperan penting dalam konstalasi cerita dan pembangunan konflik. Kesan yang kudapat malah konflik utamanya masalah hubungan Eren-Mikasa, adapun tragedi yang disebabkan  oleh titang cuma jadi background doang.
  4.   dan… masih buanyak lagi.

Well, aku sengaja ga nyinggung casting dan penghilangan karakter penting macam Levi dan Erwin. Karena seperti yang aku bilang aku menganggap cerita ini memakai SnK universe dengan realitas alternatif yang diciptakan tim kreatif. Sehingga dengan kata lain film ini bisa juga dikategorikan sebagai stand alone story yang ga ada hubungannya dengan versi ori. Ya, ibaratnya ini tuh fan fiction aja hehe.

Tapppih… Sebagai stand alone story pun… film ini tuh bikin KZL. Kezel-kezel-kezel. Saking keselnya sampak pengen teriak “asdfghjkl!@##$%%^&!!!!!”. Sampek akhir aku masih gagal paham gimana juntrungannya si Eren bisa jadi titan, yang ini mungkin akan terjawab di part 2 sih. Tapi tetep aja menurutku keberjalanan ceritanya bland banget. Semua serba ujug-ujug, tiba-tiba, penulisan ceritanya lemah pun demikian dengan tokoh-tokohnya. Oke, sampai disini aku ga bisa nahan diri untuk ngebanding-bandingin dengan animanganya.

1. Eren, diperankan Miura Haruma. Aku tahu Miura pertama kali di Kimi ni Todoke Live Action, terus ketemu lagi di beberapa dorama; Bloody Monday, 14 Sai no Haha, Gokusen 3, Samurai High School, dll. Pengalaman akting Miura cukup mumpuni. Dari list dorama yang pernah aku tonton, ia udah memerankan berbagai macam karakter, dari karakter ikemen di Kimi ni Todoke, baka bin bloon di Samurai High School, sampek berondong penyuka tante-tante di Last Cinderella. Miura kunilai cukup baik dalam memerankan Eren. he’s oke. Tapi karena bias-ku terhadap tokoh orinya, aku belum bisa terima si Eren di live action membenci titan gara-gara cewek. Duh, ini fatal pertama film ini bagiku.

Hasil gambar untuk Haruma Miura last cinderella
Haruma Miura di Last Cinderella (2013)

2. Mikasa, diperankan Mizuhara Kiko. Cewek blasteran Amerika-Korsel yang tinggal dan berkarir di Jepang. Setahuku Mizuhara mengawali karir dari dunia modelling dan mulai menapakkan diri di dunia akting dengan menjadi co-star di Helter Skelter, yang tak lain dan tak bukan merupakan film come backnya Sawajiri Erika (kalian pernah nonton One Littre of Tears? dia dapet lead role-nya). Setahuku saat diumumkan Mizuhara yang akan memerankan Mikasa, banyak yang meragukannya karena ia tidak mampu tampil baik dalam film-film sebelumnya. Konon Mizuhara juga sempat menjadi trending topic Jepang karena hal tertentu yang kedengarannya kurang baik. well seem like she has tons of haters. Dan beneran, aku ga benci dia secara personal, tapi aktingnya meh banget! bikin facepalm. Aku juga kurang bisa suka sama Mikasa yang dipotretkan di live action ini.

Hasil gambar untuk Mizuhara Kiko helter skelter
Mizuhara Kiko di Helter Skelter (2012)

3.  Armin, diperankan Hongo Kanata. Kyaa…. fangilring mode on, muehehe!!! aku dulu ngefan banget sama dia. Sekarang masih, tapi ga separah dulu. Dia adalah aktor yang lebih sering memerankan karakter-karakter beraura gelap plus suram. Perannya di GOTH, GANTZ, dll. Sejauh ini peran dia yang menurutku cukup lovely cuma di Seigi no Mikata. Yap, walau aku ngefan sama dia, aku kudu ngakui kalo dia belum berhasil menghidupkan tokoh Armin dengan baik. Pun dalam live action ini Armin ga dapet jatah peran yang signifikan dalam perkembangan cerita. Semacam numpang lewat doang. Padahal kalo di animenya Armin itu salah satu tokoh sentral. Satu-satunya yang aku suka dari kemunculannya di SnK LA adalah interaksinya yang cute banget dengan Shasa.

Hasil gambar untuk kanata hongo gantz
Hongo Kanata di GANTZ (2010)

4. Hanji, diperankan Ishihara Satomi. Well, Ishihara baru-baru ini menempati ranking kedua Seleb Wanita Bertubuh Sempurna dalam survey yang dilakukan GOO. Dia aktris yang berpengalaman dan beberapa kali meraih penghargaan aktris terbaik. Pertama kali ngelihat aktingnya di Hindame Tantei Eye, jadi supporting actress-nya Yamada Ryosuke (btw judulnya bener ga ya? LOL). Lalu jatuh cinta sama aktingnya di Rich Man Poor Woman. Dia emang cocok memerankan Hanji si freak.

Hasil gambar untuk satomi ishihara rich man poor woman
Ishihara Satomi di Rich Man Poor Woman (2012)

5.Sasha, diperankan Sakuraba Nanami. Pertama kali lihat, aku terpesona sama ke-cute-an dia. Perkenalan pertamaku dengan Nanami (:P) adalah ketika aku nonton dorama Akai Ito. Di situ dia maen jadi cewek kuper yang suka cosplaying. Cute banget. Terus ia juga jadi co-star di Runway Beat. Karakternya sebagai Sasha di SnK LA ini adalah karakter yang paling aku suka. Aku juga ga nyangka bisa kepincut sama interaksi Sasha dan Armin. Sasha adalah karakter cewek favoritku di anime. Dan Nanami dalam wujud Sasha kembali merebut hatiku XD. Berkat SnK LA aku jadi nge-ship Armin-Sasha.

Hasil gambar untuk nanami sakuraba runway beat
Sakuraba Nanami di Runway Beat (2011)

Sekali lagi, sebagai cerita yang terpisah dari animanga Shingeki no Kyojin, film ini bagiku not well written.  Romance yang mendominasi malah bikin cerita kurang mampu mengevokasi penonton. Kalo di animanga kita dimanjakan dengan penulisan cerita yang menguras emosi dan memompa adrenalin, di versi LA aku justru bingung dan susah menangkap value cerita ini.

Satu lagi yang menarik perhatianku adalah kemunculan Takahashi Minami GM-nya AKB48G sebagai cameo. Ada curiga yang bercokol di kepalaku. Hei, apa jangan-jangan tim produksi pada cemas ya melihat reaksi fans SnK yang negatif. Lalu Takamina (nickname si GM AKB) dimunculkan guna menarik perhatian. Fans Takamina dan AKB yang terkenal loyal pasti akan ikut nonton meski mereka bukan penggemar SnK.  

Film ini tergolong sukses nggak ya? Pas aku ngecek, SnK LA berhasil memuncaki daftar box office Jepang di pekan pertama tayang. Tapi di pekan kedua jatuh ke posisi 5. Mungkin cukup sukses sih dari segi pendapatan. Akan tetapi suksesnya bukan yang sukses diiringi pujian sebagaimana Rouroni Kenshin tahun 2012 lalu.

Yah, itulah uneg-unegku. Aku cukup puas dengan visual tapi kecewa berat sama penulisan ceritanya. Tapi plot hole yang masih menganga di part satu mungkin akan terjawab di part 2 yang rilis bulan ini. Jadi penilaianku mungkin akan membaik setelah melihat keseluruhan adaptasi. Apalagi ada Sekai no Owari yang ngisi Soundtrack-nya, kya!!

2 komentar:

  1. Ane udah liat dan emang, seperti angin, wuss tiba-tiba selesai aja. Ga nyangkut di hati ceritanya. Ane juga liat buat cari Takamina plus ada Ishihara Satomi, guru koplak di Puzzle.

    BalasHapus
    Balasan
    1. film ini ada emang buat dibully, bukan buat dinikmatiXD

      Takamina datang buat mati aja sayangnya. coba kalo lebih lama, dapet cast minor ga papa lah :P

      Hapus