Pages

Minggu, 27 September 2015

Pesona Girls Group Jepang: dari Nogizaka46 Hingga Babymetal

Beberapa tahun belakangan aku tertarik mengikuti perkembangan dunia showbiz jepang. Salah satu yang aku amati adalah seksi girls group. Menarik melihat grup-grup Jepang berkembang dengan sangat unik dan tampak berbeda dengan format yang sering kita saksikan di Korea Selatan, Amerika Serikat,  maupun belahan benua lain.

Jika kita berbicara tentang dunia grup Jepang, khususnya grup wanita khususnya idol, barangkali pikiran kita akan otomatis tertumbuk pada AKB48. Hal ini wajar sebab di luar Jepang nama mereka memang lebih menggema dibanding grup lain. Grup raksasa ini sensasional karena jumlah membernya yang fantastis, format yang sangat unik, dan ekspansi bisnis yang agresif.  But well, aku pun demikian, meski AKB48 bukan grup idola pertama yang kuketahui, tapi mereka adalah grup pertama yang membuatku penasaran dengan cara kerja dunia idol Jepang secara umum.

Kini, dengan bertambahnya wawasan tentang grup-grup wanita Jepang, tak pelak ketertarikanku pun mengembang sekaligus meluas. Saat ini aku mengikuti beberapa grup. Nah, di tulisan ini aku akan menjabarkan sedikit tentang grup-grup yang tengah aku dukung, baik dari kalangan idols group maupun jenis girls group lain.

Girls Group

1.       Nogizaka46

Nogizaka46 (line-up single ke-12 )

Grup ini dipromosikan ke publik sebagai rival resmi AKB48. Awalnya aku skeptis sama mereka. Aku masih AKB-minded, jadi karena mereka rival, tak elok jika berbelok hehe. Tapi seiring menurunnya kualitas musik AKB dan mulai jengahnya aku dengan sistem kennin yang berlaku, perlahan aku melirik mereka. Ternyata mereka menarik! Musiknya on par dengan era awal AKB, konsep mereka yang lebih ‘berkelas’ juga berhasil meraih simpatiku. Aku bukan penggemar gravure, dan mereka tidak terlalu banyak melakukannya. Sejauh ini bikini shot hanya berlaku bagi member dengan usia di atas 20 tahun, itu pun terbatas dalam photobook,  oleh karenanya aku lebih respek sama mereka.
Hingga saat ini Nogi telah merilis 12 single. Kendati belum genap empat tahun berdiri, single terakhir yang mereka rilis telah mencapai penjualan hingga 600an keping dalam pekan pertama. Meski belum mampu menyalip AKB dalam hal penjualan single dan popularitas, tapi perkembangan mereka stabil dan konsistensi mereka dalam menampilkan lagu-lagu yang berkualitas patut diapresiasi.

2.       Babymetal

Babymetal

Sebenernya aku bingung juga, karena mereka bukan cuma terdiri dari cewek. Trio Suzuka-Moa-Yui diiringi oleh band yang awesome bernama band Dewa, eh kami-band. Tapi karena mereka masih mengklaim diri sebagai idol group, jadinya aku masukkan list GG yang kudukung. Bagi pecinta jejepangan dan musik metal, nama Babymetal tentu tak asing lagi. Konsep mereka yang gila dengan memfusi metal dan musik idol sukses mencuri perhatian dunia. Mereka nyentrik, nyleneh, dan mengagumkan di saat yang bersamaan. Ditambah lagi aksi panggung mereka juga sangat radiant. Sulit untuk diabaikan!
Kisah pembentukan mereka pun cukup menarik. Babymetal awalnya semacam sub-unit Sakura Gakuin, idol group yang beranggotakan gadis-gadis SMP. Meski sekedar sub-unit, penampilan mereka di Tokyo Idol Festival justru mendapat perhatian lebih. Video penampilan mereka dengan cepat menyebar di internet. Ketenaran dunia maya pun mereka raih, tidak hanya di Jepang, tapi juga di level internasional.

Sakura Gakuin (2010)

Sebagai grup yang terhitung masih muda, Babymetal pelan tapi pasti meniti jalan mereka di panggung showbiz Jepang yang kompetitif. Baru-baru ini konser mereka tercatat di urutan ke sepuluh sebagai konser yang ingin dihadiri berdasarkan survey yang dilakukan oleh Nikkei. Cukup membanggakan, mengingat nama besar seperti EXILE di urutan belasan dan AKB48G di urutan ke dua puluhanan.
Jalan sukses mereka menginspirasi pekerja hiburan untuk membentuk grup dengan konsep serupa. Pertengahan 2014 lalu, muncul PRITZ, grup cewek dari KorSel mengusung konsep yang hampir sama dengan mereka. Di Jepang sendiri tak kurang pula yang mengadopsi konsep fusi antara metal dan musik idol, sebutlah Kamen Joshi, Ladybaby, dll.

3.       Little Glee Monster

Little Glee Monster

LGM aktif mulai tahun 2013. Hingga pertengahan 2015 ini mereka telah merilis dua EP dan merilis single beberapa bulan lalu. Awal tahu mereka aku cukup terkesan, tapi tidak segera tergugah untuk mencari tahu lebih jauh tentang mereka. Baru setelah mereka mengisi soundtrack untuk dorama Omotesando Koukou Gasshoubu! aku benar-benar terpikat.

Hasil gambar untuk Omotesando Koukou Gasshoubu!
Omotesando Koukou Gasshoubu! (2015)

 Grup vokal yang terdiri dari cewek-cewek muda berbakat ini sangat menakjubkan. Suara mereka merdu, lagu mereka indah. Sangat menyejukkan melihat mereka berkembang di tengah kerumunan grup idol. No offens, tapi emang rata-rata idol Jepang tidak mengedepankan skill menyanyi dan menari, jadi kehadiran mereka cukup membuatku angkat topi.



4.       Rev. from DVL

Rev. From DVL

Buzz seputar Rev. di dunia maya Jepang berawal dari pembicaraan tentang seorang Hashimoto Kanna, idol  yang dijuluki ‘once on hundred year’.  Grup yang berbasis di Hakata ini meramaikan idol bloom sejak 2011 sebagai grup indie, dan mulai mencuri perhatian sejak 2013 ketika video penampilan mereka di sebuah departement store ramai dibicarakan di dunia maya. Pada 2014 lalu mereka mendapat kesempatan debut mayor dan merilis ulang lagu Love Arigato. Pencapaian mereka memang menakjubkan, berawal dari grup daerah lalu perlahan menembus pasar nasional.

Hashimoto Kanna

Karena berbasis di daerah yang sama, Rev. dan HKT48, salah satu sister grup AKB48, sering kali dibanding-bandingkan. Cukup banyak fans HKT48 yang menyayangkan saat Hashimoto Kanna memutuskan tidak mengikuti audisi generasi ke-3 HKT. Dan, keputusan tersebut tampaknya memang tepat. Bersama Rev. Kanna kian bersinar dan mampu meraih berbagai awards. Kendati secara popularitas grup mereka masih di belakang HKT48, tapi Hashimoto Kanna sebagai seorang idol telah melesat jauh di depan member-member muda AKB48. Meski keberjalanan mereka dari luar tampak sangat bergantung dari interest publik terhadap Kanna, tapi sebagai sebuah grup yang meretas karir di panggung showbiz dari nol, mereka layak untuk didukung.

5.       GEM (Girls Entertainment Mixture)

GEM  (Girls Entertainment Mixture)

GEM merupakan grup bentukan iDol Street, sub-lebel Avex yang juga menangani grup idol SUPERGiRLS dan Cheeky Parade. Rentang waktu antara pembentukan grup dan perilisan single debut mereka terhitung panjang. Menejemen mengumumkan pembentukan pada Desember 2012 dan single debut mayor mereka baru dirilis pada 1 Januari 2014. Sejauh ini mereka telah mengeluarkan lima single.
Tema khas GEM adalah batu permata (gemstone). Para member yang terdiri dari sepuluh gadis manis memiliki batu khas masing-masing sebagai identitas. Identitas tersebut melekat dan tampak secara fisik terutama dalam detail kostum mereka. Berikut ini adalah nama member dengan jenis batu permata mereka.
1)      Hirano Sara  (Peridot)
2)      Ito Chisami (Pearl)
3)      Iyama Maho (Fire Opal)
4)      Kanazawa Yuuki (Amethyst)
5)      Kumashiro Jurin (Black Diamond)
6)      Minamiguchi Nana (Aquamarine)
7)      Morioka Yu (Citrine)
8)      Murakami Rana (Emerald)
9)      Oguri Kako (Alexandrite)
10)   Takeda Maya (Star Ruby)




Gaya musik mereka memiliki kemiripan dengan E-Girls. Lagu-lagu mereka memiliki nuansa elektro yang kuat, easy listening, dan bukan tipe elektro pop serampangan, jadi asyik buat nge-dance.

 
Kanazawa Yuuki (AKB48 gen-10)  & Kanazawa Yuuki (GEM)
       

Eh iya, GEM di-leader-i oleh Kanazawa Yuuki. Usut punya usut, gadis 22 tahun ini adalah mantan member generasi ke-10 AKB. Dalam karirnya di AKB, Kanazawa sempat turut berpartisipasi dalam dua lagu yaitu Ougon Center dan Anti. Selanjutnya ia memutuskan graduate pada Pebruari 2011, dan come back di panggung idol pada akhir 2012  bersama GEM. 

Senin, 21 September 2015

Daya Tarik K-drama, J-drama, dan Tw-drama


Berbicara tentang drama Asia, top list yang terlintas dalam pikiranku adalah drakor (drama Korea), dorama (drama Jepang) dan T-drama (drama Taiwan). Jika menyangkut mana yang lebih baik adalah sebuah pilihan sulit dan akan menjadi never ending debate. So, kali ini aku akan mengungkapkan pendapatku tentang appeal dan karakter drama dari ketiga negara tersebut.

Daya Tarik K-drama, J-drama, dan Tw-drama
1.       Drama Korea
Drakor adalah pemegang skor visual appeal tertinggi dalam list-ku. Daya tarik visual yang diberikan drama korea meliputi beberapa hal. Pertama, dari segi pemeran. Berdasarkan ppl yang kubaca di beberapa forum diskusi, rata-rata penonton memilih drakor karena aktor dan aktris mereka tampan dan cantik. Dan ya, aku juga mengakui daya tarik visual para pemeran Korea memang tidak terbantahkan.
Daya tarik visual selanjutnya adalah dari sisi sinematografi. Tim produksi drama Korea memang handal dalam menciptakan set yang cantik, lighting yang oke, dan dari sisi pengambilan gambar pun mereka juga patut diacungi jempol. Aku memang tidak belajar ilmu sinematografi secara mendalam, tapi bagi kita yang telah melihat drama asia dari berbagai negara, drama besutan Korea Selatan memenangkan kategori hasil akhir produksi dalam hal visual.

Hasil gambar untuk k-drama
Blood (drama romance berbalut kisah fantasi)

Drama Korea juga unggul dalam penggarapan tipe cerita romantis dan melodrama. Drama-drama Korea yang sejauh ini aku ketahui mayoritas bertema romance. Mereka lihai dalam men-set romance dalam berbagai background cerita. Sebutlah background fantasi (High School Love On, Blood), Musik (Dream High,  You’re Beautiful), politik (King 2 Heart), dll. Mayoritas cerita berpusat pada hubungan pria-wanita. Adapun jenis drama yang murni bertema profesi, keluarga, dan masyarakat belum banyak dijumpai. Cukup menjadi kabar baik saat mendengar akhir-akhir ini mereka mulai merambah tema-tema di luar romance.

2.       Drama Jepang
Dari segi visual, drama produksi Jepang mungkin tidak se-mentereng buatan Korea. Bahkan bagi mereka yang terbiasa dengan drama Korea, ketika menonton drama Jepang mungkin akan berkomentar, ugh aktor-nya jelek (yah, setidaknya begitulah komentar beberapa teman yang kuajak nonton dorama lol). Namun meski demikian justru hal tersebut yang membuat drama Jepang menarik karena lebih tampak down to earth dan artwork-nya tampak lebih realis (meski untuk kerealisan drama Jepang, sangat tergantung pada genre apa drama tersebut di-tag).
Appeal lain dari drama Jepang adalah plot. Pengaluran plot mereka memperoleh skor tinggi dariku. Kadang kala tema yang dimunculkan cukup sederhana, misalnya masalah karir, tapi mereka berhasil mengeksplorasi bahan yang simpel menjadi cerita yang kompleks dan menginspirasi, sebutlah RESCUE, Gokusen, DR. Koto, dll.  Soul mayoritas kisah drama Jepang lebih menekankan tentang bagaimana tokoh dapat hidup selaras dalam masyarakat. Adapun keberadaan romance sering kali muncul secara implisit, tidak terlalu diekspose, bahkan jika memang bukan dikredit sebagai drama romance mereka kadang sama sekali bersih dari unsur-unsur percintaan.

codeblueimage
Code Blue (drama tentang life saving)

Pilihan genre drama Jepang sangat variatif. Hal ini menjadi nilai plus tersendiri. Kita dapat menemukan taiga drama yang merupakan drama sejarah (Taira no Kiyomori, Gou, dll), teacher drama (Gokusen, Kinpachi Sensei, GTO, jyoou no kyoushitsu), Drama medis (DR. Koto, Code Blue, Bull Doctor), drama investigasi (Kagi no Katta Heya, Mr. Brain), Sport drama (Dream Again), dll.

3.       Drama Taiwan
Dalam hal visual dan plot, skor drama Taiwan tidak setinggi drama Korea dan drama Jepang. Drama Taiwan cukup standar aja dalam dua hal tersebut. Tapi pemeran mereka mempunyai akting yang bagus. Untuk poin ini aku memberi skor sedikit lebih tinggi dibanding pemeran dari Korea Selatan maupun Jepang. Mereka tampak natural dan bebrapa pemeran Taiwan mampu membawakan peran yang berbeda-beda dalam beberapa drama mereka. Range jenis peran yang mereka mainkan bervariasi, dan mereka mampu menampilkannya dengan baik.

 
You are My Destiny (romance drama)

Resepsi Penonton Terhadap Ketiga Drama
Untuk masalah keterterimaan publik hari ini, sudah jelas Korea Selatan mengungguli drama produksi dua negara lainnya. Mereka mampu memanfaat internet untuk menyebarkan demam Korea. Drama dan musik mereka mendunia karena pengemasan yang cantik dan keterbukaan mereka terhadap dunia luar. Mereka mampu mengemas dan menawarkan produk pada publik dengan memanfaatkan cepatnya arus informasi di dunia maya.
Tim produksi drama Korea juga tidak ragu untuk memberikan servis pada penggemar. Tampilan para aktor dan aktris salah satunya. Seperti yang telah disinggung di awal, mereka tampan dan cantik, sangat eye candy. Dan jika kalian termasuk pendamba kecantikan utopis seperti barbie dan tokoh anime, maka para pemeran Korea ini akan memenuhi keinginan kalian. They have both face and body. Melalui nuansa romance yang kuat dalam cerita mereka, drama Korea mampu menghimpun banyak penggemar dari kalangan wanita.
Sementara drama Jepang dan Taiwan yang pernah blooming di era 90-an hingga awal 2000-an tertinggal di belakang drama Korea. Apa pasal?
Well, untuk Jepang, berdasarkan pengamatanku, undang-undang anti-piracy di sana memang sangat strict. Jika kita dapat dengan mudah mendapatkan episode demi episode drama Korea yang tengah tayang melalui internet, tidak demikian halnya dengan drama Jepang. Di Jepang, apabila musim tayang belum berakhir, penonton luar Jepang akan kesulitan mendapatkan update terbaru episode sebuah drama. Drama tersebut baru akan dirilis melalui DVD setelah satu season mereka complete. Oleh karenanya mendapatkan satu judul drama Korea yang terdiri dari 25 episode berkali lipat lebih mudah dibanding berburu drama Jepang yang rata-rata tidak lebih dari 12 episode.
Genre drama Jepang yang sangat beragam kadang juga membuat penonton newbie salah sangka, dan hal ini otomatis mempengaruhi resepsi penonton. Sejauh pengalamanku, bagi newbie yang terbiasa menonton drama Korea akan memandang cerita-cerita drama Jepang rumit dan membosankan. Hal ini terjadi karena mungkin mereka menonton drama yang tidak selaras dengan selera mereka. Asumsiku jika sang penonton adalah penggemar drama Korea, maka ia akan terbiasa dengan tebaran adegan-adegan romantis tokoh pria dan wanita. Sedangkan dalam drama Jepang adegan semacam itu jarang atau bahkan tidak ditemukan dalam genre non-romance. Jika mereka menonton Aishiteru (berkisah tentang perjuangan seorang ibu muda dalam membersamai puteranya yang tengah tersandung kasus kriminal), maka tidak mengherankan bila mereka berpendapat demikian. Pandangan mereka mungkin akan berbeda jika mereka menonton Rich Man, Poor Woman atau Itazura na Kiss.
Untuk drama Taiwan, karena aku tidak mengikuti perkembangan mereka seintens drama dari dua negara lainnya, aku tidak begitu paham detail mengapa mereka kalah pamor. Boleh jadi produksi dan promosi mereka ke dunia luar tidak semasif Korea. Produksi drama Taiwan barangkali pada awalnya memang ditujukan untuk pemirsa lokal sebagaiman drama Jepang.

And Finally, This is My Cup of Tea
Lantas, mana yang lebih baik, drama Korea, Jepang, atau Taiwan? Emm.. Aku tidak cukup expert untuk memutuskan mana yang terbaik. Semua balik ke selera masing-masing, imo. Jika kalian penggemar romcom (romance comedy), melodrama, dan cerita-cerita ringan, kalian akan lebih nyantol sama K-drama. Pun demikian kalau mencari pemeran pria yang ganteng ala bishounen dan atau pemeran wanita yang barbie-like.
Kalau aku pribadi secara umum lebih prefer ke drama Jepang. Bukan karena drama Korea dan Taiwan ga bagus. Tapi sekali lagi ini masalah selera. Aku suka tipe drama yang memiliki plot yang menantang. Drama Jepang lebih mampu memberiku tantangan itu. Dalam drama tokoh jahat tidak selamanya jahat dan tidak ada tokoh baik yang selamanya baik. Keberagaman variasi genre yang diberikan juga membuatku tidak cepat bosan. Setidaknya itu yang membuatku lebih condong ke produksi Jepang. Ceritanya kreatif dan tampilan pemerannya “manusiawi”.

Catatan Tambahan

     Tulisan ini hanya pandangan secara umum, dan tidak berada di ruang hampa, jadi tidak menutup kemungkinan ada pula drama Korea dan Taiwan yang punya plot yang sebagus bahkan lebih dari drama Jepang, pun demikian sebaliknya. Komparasi lain yang menurutku cukup adil cukup adil dapat dilihat dalam Crypsis' Blog (http://cypsis2.blogspot.co.id/2013/11/the-eternal-battle-jdrama-vs-kdrama.html) dan Fanatic of Asia (https://fanaticofasia.wordpress.com/2011/11/17/korean-vs-japanese-vs-taiwanese-dramas/)


Kamis, 17 September 2015

Shingeki no Kyojin Live Action: Is It a Flop?



Pertama-tama, aku bukan anime expert dan mungkin pemirsa SnK LA (live-action) adalah penggemar serial animenya. Aku ngikuti manga dan animenya, plus suka banget sama ceritanya. Tapi ga detail-detail banget mengamati segala macam tetek-bengek serial ini (dan anime lain hehe). so, may  I consider my self as casual fan of anime? LOL

Kedua, sebenernya pas teaser lalu trailler-nya keluar, aku udah antasipasi untuk menetralkan diri. Meski sekedar penggemar kasual, SnK itu memorable banget buatku jadi kalo masang ekspektasi terlalu tinggi aku masih takut kecewa. Maka aku menanamkan sugesti dalam diriku untuk memaklumi setiap penyesuaian-penyesuaian yang mungkin dimunculkan dalam pengalihwahanaan ini. Jadinya aku berhasil kalem saat fans ngamuk-ngamuk  gegara Levi dan Erwin resmi ga akan muncul di versi live action.  

yap, aku pikir aku udah cukup netral, dan berhasil membuang jauh-jauh harapan live action ini akan nge-hits dan punya energi visual selevel Avatar (che, itu film budgetnya gila-gilaan). Dan yah, pas nonton aku cukup puas dengan visual yang diberikan mengingat anggaran untuk film ini ga sebesar film produksi Hollywood. Seberapa uang seberapa barang kan?
Tapi nyatanya hanya sampai situ saja kemampuanku move on dari animanga SnK. Karena begitu menyimak keseluruhan film ini pertahananku jebol juga.

Awalnya aku masih bisa tahan karena aku udah beranggapan: bisa jadi film ini ber-setting alterate reality. Teori ini aku rumuskan karena ada beberapa penyesuaian yang tergolong besar-besaran.  Berikut beberapa list perubahan yang kelihatan banget di depan mata;

  1.  Secara umum SnK live action part 1 ini mengambil bagian prolog versi ori, tetapi ada perubahan fundamental yang dilakukan. Eren tidak mendapati ibunya dimakan titan. Bagiku adegan ini krusial, sebab bagian ini menjadi alasan kuat kenapa Eren benci titan. Sebagai ganti, di versi live action Eren terpisah dari Mikasa saat para titan menyerbu pemukiman manusia, dan sepenangkapanku hal ini menjadi pengalaman traumatis yang melatarbelakangi kebencian Eren pada titan.
  2.           Jika di versi ori kita disuguhi setting yang menampilkan masa dimana sistem transportasi masih mengandalkan teknologi tradisional macam kuda dan gerobak, di versi live actionnya kita disuguhi teknologi transportasi yang lebih mutakhir, yakni kendaraan yang telah disupport mesin.
  3.           aroma romance versi live action ini sangat terasa dan berperan penting dalam konstalasi cerita dan pembangunan konflik. Kesan yang kudapat malah konflik utamanya masalah hubungan Eren-Mikasa, adapun tragedi yang disebabkan  oleh titang cuma jadi background doang.
  4.   dan… masih buanyak lagi.

Well, aku sengaja ga nyinggung casting dan penghilangan karakter penting macam Levi dan Erwin. Karena seperti yang aku bilang aku menganggap cerita ini memakai SnK universe dengan realitas alternatif yang diciptakan tim kreatif. Sehingga dengan kata lain film ini bisa juga dikategorikan sebagai stand alone story yang ga ada hubungannya dengan versi ori. Ya, ibaratnya ini tuh fan fiction aja hehe.

Tapppih… Sebagai stand alone story pun… film ini tuh bikin KZL. Kezel-kezel-kezel. Saking keselnya sampak pengen teriak “asdfghjkl!@##$%%^&!!!!!”. Sampek akhir aku masih gagal paham gimana juntrungannya si Eren bisa jadi titan, yang ini mungkin akan terjawab di part 2 sih. Tapi tetep aja menurutku keberjalanan ceritanya bland banget. Semua serba ujug-ujug, tiba-tiba, penulisan ceritanya lemah pun demikian dengan tokoh-tokohnya. Oke, sampai disini aku ga bisa nahan diri untuk ngebanding-bandingin dengan animanganya.

1. Eren, diperankan Miura Haruma. Aku tahu Miura pertama kali di Kimi ni Todoke Live Action, terus ketemu lagi di beberapa dorama; Bloody Monday, 14 Sai no Haha, Gokusen 3, Samurai High School, dll. Pengalaman akting Miura cukup mumpuni. Dari list dorama yang pernah aku tonton, ia udah memerankan berbagai macam karakter, dari karakter ikemen di Kimi ni Todoke, baka bin bloon di Samurai High School, sampek berondong penyuka tante-tante di Last Cinderella. Miura kunilai cukup baik dalam memerankan Eren. he’s oke. Tapi karena bias-ku terhadap tokoh orinya, aku belum bisa terima si Eren di live action membenci titan gara-gara cewek. Duh, ini fatal pertama film ini bagiku.

Hasil gambar untuk Haruma Miura last cinderella
Haruma Miura di Last Cinderella (2013)

2. Mikasa, diperankan Mizuhara Kiko. Cewek blasteran Amerika-Korsel yang tinggal dan berkarir di Jepang. Setahuku Mizuhara mengawali karir dari dunia modelling dan mulai menapakkan diri di dunia akting dengan menjadi co-star di Helter Skelter, yang tak lain dan tak bukan merupakan film come backnya Sawajiri Erika (kalian pernah nonton One Littre of Tears? dia dapet lead role-nya). Setahuku saat diumumkan Mizuhara yang akan memerankan Mikasa, banyak yang meragukannya karena ia tidak mampu tampil baik dalam film-film sebelumnya. Konon Mizuhara juga sempat menjadi trending topic Jepang karena hal tertentu yang kedengarannya kurang baik. well seem like she has tons of haters. Dan beneran, aku ga benci dia secara personal, tapi aktingnya meh banget! bikin facepalm. Aku juga kurang bisa suka sama Mikasa yang dipotretkan di live action ini.

Hasil gambar untuk Mizuhara Kiko helter skelter
Mizuhara Kiko di Helter Skelter (2012)

3.  Armin, diperankan Hongo Kanata. Kyaa…. fangilring mode on, muehehe!!! aku dulu ngefan banget sama dia. Sekarang masih, tapi ga separah dulu. Dia adalah aktor yang lebih sering memerankan karakter-karakter beraura gelap plus suram. Perannya di GOTH, GANTZ, dll. Sejauh ini peran dia yang menurutku cukup lovely cuma di Seigi no Mikata. Yap, walau aku ngefan sama dia, aku kudu ngakui kalo dia belum berhasil menghidupkan tokoh Armin dengan baik. Pun dalam live action ini Armin ga dapet jatah peran yang signifikan dalam perkembangan cerita. Semacam numpang lewat doang. Padahal kalo di animenya Armin itu salah satu tokoh sentral. Satu-satunya yang aku suka dari kemunculannya di SnK LA adalah interaksinya yang cute banget dengan Shasa.

Hasil gambar untuk kanata hongo gantz
Hongo Kanata di GANTZ (2010)

4. Hanji, diperankan Ishihara Satomi. Well, Ishihara baru-baru ini menempati ranking kedua Seleb Wanita Bertubuh Sempurna dalam survey yang dilakukan GOO. Dia aktris yang berpengalaman dan beberapa kali meraih penghargaan aktris terbaik. Pertama kali ngelihat aktingnya di Hindame Tantei Eye, jadi supporting actress-nya Yamada Ryosuke (btw judulnya bener ga ya? LOL). Lalu jatuh cinta sama aktingnya di Rich Man Poor Woman. Dia emang cocok memerankan Hanji si freak.

Hasil gambar untuk satomi ishihara rich man poor woman
Ishihara Satomi di Rich Man Poor Woman (2012)

5.Sasha, diperankan Sakuraba Nanami. Pertama kali lihat, aku terpesona sama ke-cute-an dia. Perkenalan pertamaku dengan Nanami (:P) adalah ketika aku nonton dorama Akai Ito. Di situ dia maen jadi cewek kuper yang suka cosplaying. Cute banget. Terus ia juga jadi co-star di Runway Beat. Karakternya sebagai Sasha di SnK LA ini adalah karakter yang paling aku suka. Aku juga ga nyangka bisa kepincut sama interaksi Sasha dan Armin. Sasha adalah karakter cewek favoritku di anime. Dan Nanami dalam wujud Sasha kembali merebut hatiku XD. Berkat SnK LA aku jadi nge-ship Armin-Sasha.

Hasil gambar untuk nanami sakuraba runway beat
Sakuraba Nanami di Runway Beat (2011)

Sekali lagi, sebagai cerita yang terpisah dari animanga Shingeki no Kyojin, film ini bagiku not well written.  Romance yang mendominasi malah bikin cerita kurang mampu mengevokasi penonton. Kalo di animanga kita dimanjakan dengan penulisan cerita yang menguras emosi dan memompa adrenalin, di versi LA aku justru bingung dan susah menangkap value cerita ini.

Satu lagi yang menarik perhatianku adalah kemunculan Takahashi Minami GM-nya AKB48G sebagai cameo. Ada curiga yang bercokol di kepalaku. Hei, apa jangan-jangan tim produksi pada cemas ya melihat reaksi fans SnK yang negatif. Lalu Takamina (nickname si GM AKB) dimunculkan guna menarik perhatian. Fans Takamina dan AKB yang terkenal loyal pasti akan ikut nonton meski mereka bukan penggemar SnK.  

Film ini tergolong sukses nggak ya? Pas aku ngecek, SnK LA berhasil memuncaki daftar box office Jepang di pekan pertama tayang. Tapi di pekan kedua jatuh ke posisi 5. Mungkin cukup sukses sih dari segi pendapatan. Akan tetapi suksesnya bukan yang sukses diiringi pujian sebagaimana Rouroni Kenshin tahun 2012 lalu.

Yah, itulah uneg-unegku. Aku cukup puas dengan visual tapi kecewa berat sama penulisan ceritanya. Tapi plot hole yang masih menganga di part satu mungkin akan terjawab di part 2 yang rilis bulan ini. Jadi penilaianku mungkin akan membaik setelah melihat keseluruhan adaptasi. Apalagi ada Sekai no Owari yang ngisi Soundtrack-nya, kya!!