Pages

Senin, 21 September 2015

Daya Tarik K-drama, J-drama, dan Tw-drama


Berbicara tentang drama Asia, top list yang terlintas dalam pikiranku adalah drakor (drama Korea), dorama (drama Jepang) dan T-drama (drama Taiwan). Jika menyangkut mana yang lebih baik adalah sebuah pilihan sulit dan akan menjadi never ending debate. So, kali ini aku akan mengungkapkan pendapatku tentang appeal dan karakter drama dari ketiga negara tersebut.

Daya Tarik K-drama, J-drama, dan Tw-drama
1.       Drama Korea
Drakor adalah pemegang skor visual appeal tertinggi dalam list-ku. Daya tarik visual yang diberikan drama korea meliputi beberapa hal. Pertama, dari segi pemeran. Berdasarkan ppl yang kubaca di beberapa forum diskusi, rata-rata penonton memilih drakor karena aktor dan aktris mereka tampan dan cantik. Dan ya, aku juga mengakui daya tarik visual para pemeran Korea memang tidak terbantahkan.
Daya tarik visual selanjutnya adalah dari sisi sinematografi. Tim produksi drama Korea memang handal dalam menciptakan set yang cantik, lighting yang oke, dan dari sisi pengambilan gambar pun mereka juga patut diacungi jempol. Aku memang tidak belajar ilmu sinematografi secara mendalam, tapi bagi kita yang telah melihat drama asia dari berbagai negara, drama besutan Korea Selatan memenangkan kategori hasil akhir produksi dalam hal visual.

Hasil gambar untuk k-drama
Blood (drama romance berbalut kisah fantasi)

Drama Korea juga unggul dalam penggarapan tipe cerita romantis dan melodrama. Drama-drama Korea yang sejauh ini aku ketahui mayoritas bertema romance. Mereka lihai dalam men-set romance dalam berbagai background cerita. Sebutlah background fantasi (High School Love On, Blood), Musik (Dream High,  You’re Beautiful), politik (King 2 Heart), dll. Mayoritas cerita berpusat pada hubungan pria-wanita. Adapun jenis drama yang murni bertema profesi, keluarga, dan masyarakat belum banyak dijumpai. Cukup menjadi kabar baik saat mendengar akhir-akhir ini mereka mulai merambah tema-tema di luar romance.

2.       Drama Jepang
Dari segi visual, drama produksi Jepang mungkin tidak se-mentereng buatan Korea. Bahkan bagi mereka yang terbiasa dengan drama Korea, ketika menonton drama Jepang mungkin akan berkomentar, ugh aktor-nya jelek (yah, setidaknya begitulah komentar beberapa teman yang kuajak nonton dorama lol). Namun meski demikian justru hal tersebut yang membuat drama Jepang menarik karena lebih tampak down to earth dan artwork-nya tampak lebih realis (meski untuk kerealisan drama Jepang, sangat tergantung pada genre apa drama tersebut di-tag).
Appeal lain dari drama Jepang adalah plot. Pengaluran plot mereka memperoleh skor tinggi dariku. Kadang kala tema yang dimunculkan cukup sederhana, misalnya masalah karir, tapi mereka berhasil mengeksplorasi bahan yang simpel menjadi cerita yang kompleks dan menginspirasi, sebutlah RESCUE, Gokusen, DR. Koto, dll.  Soul mayoritas kisah drama Jepang lebih menekankan tentang bagaimana tokoh dapat hidup selaras dalam masyarakat. Adapun keberadaan romance sering kali muncul secara implisit, tidak terlalu diekspose, bahkan jika memang bukan dikredit sebagai drama romance mereka kadang sama sekali bersih dari unsur-unsur percintaan.

codeblueimage
Code Blue (drama tentang life saving)

Pilihan genre drama Jepang sangat variatif. Hal ini menjadi nilai plus tersendiri. Kita dapat menemukan taiga drama yang merupakan drama sejarah (Taira no Kiyomori, Gou, dll), teacher drama (Gokusen, Kinpachi Sensei, GTO, jyoou no kyoushitsu), Drama medis (DR. Koto, Code Blue, Bull Doctor), drama investigasi (Kagi no Katta Heya, Mr. Brain), Sport drama (Dream Again), dll.

3.       Drama Taiwan
Dalam hal visual dan plot, skor drama Taiwan tidak setinggi drama Korea dan drama Jepang. Drama Taiwan cukup standar aja dalam dua hal tersebut. Tapi pemeran mereka mempunyai akting yang bagus. Untuk poin ini aku memberi skor sedikit lebih tinggi dibanding pemeran dari Korea Selatan maupun Jepang. Mereka tampak natural dan bebrapa pemeran Taiwan mampu membawakan peran yang berbeda-beda dalam beberapa drama mereka. Range jenis peran yang mereka mainkan bervariasi, dan mereka mampu menampilkannya dengan baik.

 
You are My Destiny (romance drama)

Resepsi Penonton Terhadap Ketiga Drama
Untuk masalah keterterimaan publik hari ini, sudah jelas Korea Selatan mengungguli drama produksi dua negara lainnya. Mereka mampu memanfaat internet untuk menyebarkan demam Korea. Drama dan musik mereka mendunia karena pengemasan yang cantik dan keterbukaan mereka terhadap dunia luar. Mereka mampu mengemas dan menawarkan produk pada publik dengan memanfaatkan cepatnya arus informasi di dunia maya.
Tim produksi drama Korea juga tidak ragu untuk memberikan servis pada penggemar. Tampilan para aktor dan aktris salah satunya. Seperti yang telah disinggung di awal, mereka tampan dan cantik, sangat eye candy. Dan jika kalian termasuk pendamba kecantikan utopis seperti barbie dan tokoh anime, maka para pemeran Korea ini akan memenuhi keinginan kalian. They have both face and body. Melalui nuansa romance yang kuat dalam cerita mereka, drama Korea mampu menghimpun banyak penggemar dari kalangan wanita.
Sementara drama Jepang dan Taiwan yang pernah blooming di era 90-an hingga awal 2000-an tertinggal di belakang drama Korea. Apa pasal?
Well, untuk Jepang, berdasarkan pengamatanku, undang-undang anti-piracy di sana memang sangat strict. Jika kita dapat dengan mudah mendapatkan episode demi episode drama Korea yang tengah tayang melalui internet, tidak demikian halnya dengan drama Jepang. Di Jepang, apabila musim tayang belum berakhir, penonton luar Jepang akan kesulitan mendapatkan update terbaru episode sebuah drama. Drama tersebut baru akan dirilis melalui DVD setelah satu season mereka complete. Oleh karenanya mendapatkan satu judul drama Korea yang terdiri dari 25 episode berkali lipat lebih mudah dibanding berburu drama Jepang yang rata-rata tidak lebih dari 12 episode.
Genre drama Jepang yang sangat beragam kadang juga membuat penonton newbie salah sangka, dan hal ini otomatis mempengaruhi resepsi penonton. Sejauh pengalamanku, bagi newbie yang terbiasa menonton drama Korea akan memandang cerita-cerita drama Jepang rumit dan membosankan. Hal ini terjadi karena mungkin mereka menonton drama yang tidak selaras dengan selera mereka. Asumsiku jika sang penonton adalah penggemar drama Korea, maka ia akan terbiasa dengan tebaran adegan-adegan romantis tokoh pria dan wanita. Sedangkan dalam drama Jepang adegan semacam itu jarang atau bahkan tidak ditemukan dalam genre non-romance. Jika mereka menonton Aishiteru (berkisah tentang perjuangan seorang ibu muda dalam membersamai puteranya yang tengah tersandung kasus kriminal), maka tidak mengherankan bila mereka berpendapat demikian. Pandangan mereka mungkin akan berbeda jika mereka menonton Rich Man, Poor Woman atau Itazura na Kiss.
Untuk drama Taiwan, karena aku tidak mengikuti perkembangan mereka seintens drama dari dua negara lainnya, aku tidak begitu paham detail mengapa mereka kalah pamor. Boleh jadi produksi dan promosi mereka ke dunia luar tidak semasif Korea. Produksi drama Taiwan barangkali pada awalnya memang ditujukan untuk pemirsa lokal sebagaiman drama Jepang.

And Finally, This is My Cup of Tea
Lantas, mana yang lebih baik, drama Korea, Jepang, atau Taiwan? Emm.. Aku tidak cukup expert untuk memutuskan mana yang terbaik. Semua balik ke selera masing-masing, imo. Jika kalian penggemar romcom (romance comedy), melodrama, dan cerita-cerita ringan, kalian akan lebih nyantol sama K-drama. Pun demikian kalau mencari pemeran pria yang ganteng ala bishounen dan atau pemeran wanita yang barbie-like.
Kalau aku pribadi secara umum lebih prefer ke drama Jepang. Bukan karena drama Korea dan Taiwan ga bagus. Tapi sekali lagi ini masalah selera. Aku suka tipe drama yang memiliki plot yang menantang. Drama Jepang lebih mampu memberiku tantangan itu. Dalam drama tokoh jahat tidak selamanya jahat dan tidak ada tokoh baik yang selamanya baik. Keberagaman variasi genre yang diberikan juga membuatku tidak cepat bosan. Setidaknya itu yang membuatku lebih condong ke produksi Jepang. Ceritanya kreatif dan tampilan pemerannya “manusiawi”.

Catatan Tambahan

     Tulisan ini hanya pandangan secara umum, dan tidak berada di ruang hampa, jadi tidak menutup kemungkinan ada pula drama Korea dan Taiwan yang punya plot yang sebagus bahkan lebih dari drama Jepang, pun demikian sebaliknya. Komparasi lain yang menurutku cukup adil cukup adil dapat dilihat dalam Crypsis' Blog (http://cypsis2.blogspot.co.id/2013/11/the-eternal-battle-jdrama-vs-kdrama.html) dan Fanatic of Asia (https://fanaticofasia.wordpress.com/2011/11/17/korean-vs-japanese-vs-taiwanese-dramas/)


7 komentar:

  1. Kalau saya lihat sih, serial Taiwan mengalami kemandekan karena ada masalah dengan regenerasi. Sepertinya, entah stakeholder di sana yang enggan mengembangkan pemain muda, atau orang mudanya yang enggan jadi aktor. Intinya yang terjadi di sana adalah 4L (lu lagi lu lagi), aktor umur 30-an yang bermain sebagai remaja bukan hal yang sama sekali aneh di sana. Bukan hanya serial, masalah ini juga sampai di sinemanya, yang sekarang justru dikuasai film-film asing (Asia Timur lainnya dan Hollywood).

    Ngomong-ngomong, China Mainland (plus HK) juga bisa dimasukkan untuk head-on lawan ketiganya, serial sejarah mereka lumayan bagus koq, sayang sekarang mereka belakangan diserbu aidolisme juga, jadi banyak cast serialnya yang dikuasai aidol yang gak pernah diajar atau punya pengalaman akting (think about Nipponese and Korean dramas).

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah, ane juga udah lost contact dengan dram HK dan Cina. Padahal waktu kecil paling suka sama drama HK. Ane sudah tidak punya lagi gambaran tentang drama mereka sekarang. Mungkinkah kondisi mereka 11-12 dengan Bollywood? atau lebih parah?

      Hapus
    2. Wah saya bukan fans Bollywood bro. Tapi saya sempat nonton serial China Mainland yang saya lupa judulnya apa di channel GEM (channel berlangganan) dan walaupun dari segi wardrobe dan setting lumayan bagus dan niat (ya iyalah, tradisi mereka di sini kuat banget), akting tokoh utamanya cupu banget, directing, screenplay, dan editing-nya katrok. Gak jauh beda sama dorama Jepun yang mass-produced dan dibikin rada asal-asalan. Terutama dari segi akting, saya nggak mendapatkan apa yang saya bayangkan dari sinema China Mainland yang punya tradisi akting sangat kuat, bahkan di sana konon kalau mau masuk dunia akting harus lulusan sekolah akting yang diakreditasi pemerintah. Mungkin saya lagi sial aja dapat acara yang model gitu.

      Hapus
    3. demam idol juga sdang melanda china kan? Eh, gan berhubung agan kayaknya tahu banget ttg dunia perdramaasiaan boleh tuh kalo bikin blog atau jd kontributor dimanaaa gitu biar ane subscribe hehehe

      Hapus
    4. Duh gw mah sibuk banget, gak ada waktu sama komitmen untuk maintain blog atau situs. Palingan gw sukanya main ke blog orang atau ngeforum (misalnya di J-lounge IDWS atau di kaskus).

      Hapus
    5. emang repot sih ngurus kayak ginian, hehe..

      Hapus
  2. Kalau aq lebih suka jdrama soalnya kalau kdrama genrenya kebnyakan romance karna aq gak trlalu suka tentang romantis", kalau jdrama lebih seru lebih bervariasi aja

    BalasHapus